"Huh mun aing nemukeun eta konci, aing sumputkeun tah!" kataku. Pake Bahasa Sunda kasar.
*CRIING*
Aku dan Cynthia diem. Saling pandang. Dan melongo. Sebuah kunci yang besarnya nggak beda sama kunci rumahku dan kunci yang nggak aku tau apa fungsinya, beserta gantungan kunci berbentuk Wayang Golek.
"Ini... Kunci motor... Kamu... Ti?"
"...Iya."
Aku dan Cynthia langsung lari dan ngeluarin motor sembari ngisi bensin. Alangkah bahagianya aku saat itu.
Eh, malah kepeleset. Alhasil satu lagi lah cacat yang kutimbulin sama motor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar