Aku terbangun dari tidurku pada jam 5 pagi. Seperti biasa. Lalu kumatikan alarm di handphone-ku yang biasa menjadi pembangunku di pagi hari. Setelah itu aku langsung menyiapkan baju, rok, sepatu, sabuk, serta buku-buku yang 'kan kugunakan hari ini. Lalu ku ambil handuk di tempat jemuran.
Kulihat kamar ibuku. Ia masih tertidur lelap. Dalam keadaan alarm di handphonenya berbunyi sejak aku baru bangun tadi. Lebih baik kumatikan bunyinya yang nyaring daripada tetangga merasa terganggu.
Aku siap pergi ke sekolah pukul 6 kurang 15 menit. Kurasa cukup untuk menonton Sponge Bob sebentar sambil menunggu 15 menit itu berlalu. Yang menemaniku pagi ini hanyalah suara berita di SCTV yang kuputar setiap kali bangun dan Sponge Bob di Global TV yang kutonton sebelum pergi ke sekolah.
Tapi kurasa itu tidak bisa menjadi obat kesendirian. Suasana rumahku sunyi. Hanya ada suara TV saat itu. Kakakku berada di kamarnya masing-masing. Sedang tidur terlelap. Aku ingin sekali mengeluarkan air mata. Tapi apalah yang harus kutangisi. Mereka masih menyayangiku.
Kubuka pintu rumah. Di luar masih sedikit gelap. Matahari belum keluar sepenuhnya. Aku keluar dari rumah lalu menguncinya seperti biasa. Blam. Pintu rumahku ketika di gerakan.
Sekolahku tidak begitu dekat. Aku naik angkot setiap hari ke sekolah. Tapi angkot serigkali ngetem dan itu bisa membuat perjalananku ke sekolah sia-sia semata. Sekolahku tidak menerima murid yang datang terlambat. Jadi apabila angkot yang kunaiki ngetem, maka kucari saja ojeg terdekat.
Ini adalah sekolahku. Sekolah ini merupakan SMP tertua di Bandung yang dibangun oleh Deuwes Dekker. Aku sendiri tidak tahu kira-kira kapan beliau membangun sekolah ini. Tapi yang paling kusukai dari sekolah ini adalah karena aku masuk kesini atas usaha sendiri...
>> Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar